Jimly Asshiddiqie
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ahmadiyah dianggap merupakan suatu ajaran yang menyimpang dari Agama Islam dan beberapa kali membuat resah kaum Muslim karena ajarannya tersebut. Namun, Komnas HAM meminta kepada masyarakat supaya tidak mengganggu kesesatan mereka.
Biarkan mereka nikmati kesesatannya," ujar penasehat Komnas HAM sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshidiqie di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (7/2). Jimly mengatakan, selama ini Tuhan telah memelihara kesesetan itu sendiri. Buktinya, Tuhan menciptakan dan menyediakan setan di dalam hidup ini.
Menurutnya, jika memang Ahmadiyah itu dianggap merupakan bagian dari ajaran setan, maka bagi para umat Islam disarankan jangan menghabiskan waktu dan tenaga untuk membasmi setan yang dianggap ajaran Ahmadiyah itu sendiri. "Bagaimanapun, kita masih memerlukan setan sebagai pembanding kualitas keimanan kita," ujarnya.
Jimly mengatakan, daripada menghabiskan waktu untuk membasmi setan yang dianggap merupakan Ahmadiyah itu, lebih baik umat Islam memikirkan keimanan mereka sendiri. Tujuannya, supaya pengaruh setan-setan yang dianggap Ahmadiyah itu tidak mempengaruhi keimanan mereka.
Seperti diketahui, saat ini ajaran Ahmadiyah kembali ramai diberitakan. Hal tersebut berkaitan dengan bentrokan yang terjadi antara warga dengan anggota Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, Ahad (6/2) siang. Akibat bentrokan tersebut, enam orang meninggal dunia.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/11/02/07/162757-biarkan-ahmadiyah-nikmati-kesesatannya
Baca Selengkapnya...
AHMADIYAH
Jumat, 11 Februari 2011
tragedi batu bergetar
Jumat, 04 Februari 2011
Kecelakaan di Batu, Satu Korban Dievakuasi Dalam Keadaan Tanpa Busana
mobil-naas-dalamPenjaga Vila Sempat Bersihkan Sisa Miras.Kecelakaan maut
yang menewaskan sembilan mahasiswa sejumlah kampus di Kota Malang, Kamis
(16/4) dini hari ternyata masih menyisakan masih banyak pertanyaan di benak
warga. Apalagi saat kejadian arus lalu lintas di Jl Panglima Sudirman
lengang.
"Tak ada bunyi apapun yang kami dengar sebelumnya. Baik ban pecah atau
pergesekan ban dengan aspal karena direm mendadak. Hanya satu kali bunyi
keras yakni saat mobil menghantam pohon hingga mobil itu terbelah," ungkap
Mulyono, seorang saksi.
Hal yang sama juga diungkapkan sejumlah warga lainnya yang ikut mengeluarkan
para korban dari mobil yang sudah ringsek karena tertabrak pohon Angsana.
Beberapa dari mereka malah melontarkan kenyataan yang mengejutkan di mana
salah seorang korban perempuan sudah tak memiliki pakaian lengkap alias
bugil saat dikeluarkan dari mobil. Dan satu korban lelaki hanya menggunakan
celana pendek berwarna putih dan telanjang dada.
Sebagian besar korban wanita menggunakan pakaian agak terbuka. Korban
menggunakan celana jeans super pendek serta baju tank-top. Bahkan beberapa
warga memperkirakan jika kecelakaan terjadi karena sang pengemudi, Anang
Kasin, 24, warga Bali, dalam kondisi mabuk.
Ketika dikonfirmasi kebenarannya, Kapolres Batu, AKBP Tejo Wijanarko SIK,
membenarkan bahwa korban kebanyakan berpakaian seperti habis merayakan
pesta.
"Ya memang benar mereka berpakaian minim. Ketika kami tanyai pada beberapa
saksi, mereka usai merayakan ulang tahun teman mereka di villa Songgoriti.
Untuk miras, belum ada bukti yang mengarah ke sana," ungkap Tejo Wijanarko,
saat konferensi pers dengan wartawan di Mapolres Batu.
Hal itu juga dibenarkan oleh penjaga villa, Bagus Santoso, yang juga
dimintai keterangan oleh Polres Batu. Dalam keterangannya, Bagus
mengungkapkan bahwa Anang Kasin dan 16 temannya memang menyewa villa yang
dijaganya dalam waktu short time alias tiga jam dengan sewa Rp 125.000. Para
korban datang pukul 22.00 WIB dengan dua mobil dan empat sepeda motor.
"Namun setengah jam sebelum perjanjian sewa habis. Mobil Taruna warna
metalik serta mobil sedan berwana merah keluar bersamaan, namun saya lupa
nopolnya. Sementara beberapa temannya masih ada yang tinggal di villa,"
ungkap Bagus.
Selama beberapa jam dalam villa, Bagus, masih mendengar suara gaduh seperti
orang yang sedang berpesta. Sebagian ada yang bernyanyi keras-keras dan
cukup membuat bising. Namun itu dibiarkan karena belum malam dan menganggu.
"Saat mereka keluar saya melihat dua mobil itu berpacu cukup kencang ke arah
wisata Payung. Dan selang setengah jam kemudian saya mendengar ada gelas
pecah di dalam villa, kemudian saya mendengar salah seorang teman cewek
mereka mendapat telpon bahwa teman mereka kecelakaan," tandas.
Ketika ditanya apakah, para korban sempat menenggak minuman keras, saksi
membenarkan. Pasalnya saksi ikut membereskan beberapa botol miras mahal
seperti Johny Walker Red Label dan Johny Walker Black Label. "Saat mereka
chek out, saya pun harus memberesi bekas muntahan beberapa teman mereka,"
tandasnya. SURYAONLINE
http://www.mail-archive.com/keluarga-islam@yahoogroups.com/msg21686.html
Baca Selengkapnya...